Minggu, 20 Maret 2011

Pancak Silat

Seni Ibing Pencak Silat, Perpaduan Kekuatan dan Keindahan

SENI ibing pencak silat mulai jarang dimainkan di tengah-tengah masyarakat Kab. Bandung. Sekarang, seni tradisional ini hanya bisa disaksikan pada acara-acara tertentu saja.

Paguron Putra Panca Jasad merupakan salah satu kelompok budaya Sunda yang aktif melestasikan seni ibing pencak silat. Bertempat di Kp. Cigondewah Hilir, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Paguron Putra Panca Jasad mempunyai puluhan murid yang diharapkan dapat melestarikan sekaligus mengembangkan seni ibing pencak silat di Ka. Bandung.

Ketua Pelaksana Paguron Putra Panca Jasad, H. Sarip Hidayat ketika ditemui "GM", pekan lalu, mengatakan, seni ibing pecak silat merupakan perpaduan antara seni ibing dengan seni bela diri pencak silat. Keindahan seni ibing menjadikan bela diri pencak silat menjadi indah, tidak terlihat keras sebagaimana halnya bela diri.

Keindahan seni ibing pencak silat terlihat ketika murid Paguron Putra Panca Jasad beraksi untuk menyambut Bupati Bandung, Dadang M. Naser yang mengunjungi Cigondewah dalam rangkaian kunjungan kerjanya, belum lama ini. Meski menampilkan jurus-jurus bela diri, namun gerakan-gerakan mereka terlihat indah karena menonjolkan keindahan ibing sunda.

Sarip menuturkan, Paguron Putra Panca Jasad berdiri tahun 1971. Namun seni ibing pencak silat baru diperkenalkan tahun 2000. "Kalau sejak berdiri, murid-murid pagoron ini sudah ratusan. Sekarang yang masih aktif sekitar 90 orang karena banyak yang sudah mandiri dan pindah rumahnya. Paguron ini sendiri didirikan untuk melestarikan budaya sunda yang di antaranya terkenal dengan ibing pencak silat," ujarnya.

Untuk mendidik murid-muridnya, paguron pencak silat ini mempunyai 3 orang sesepuh dan 10 orang dewan guru. Merekalah yang mentrasfer ilmu seni ibing pencak silat supaya tetap lestari menjadi seni budaya Sunda.

Selain melestarikan budaya Sunda, lanjut Sarip, paguron pencak silat ini bertujuan untuk membina anak-anak dan remaja agar tidak salah kamprah menjalani hidup. Selain bela diri, murid-muridnya juga diberi pembekalan agama.

"Kita bina juga para murid dengan agama yang kuat. Dengan demikian di lingkungannya diharapkan mereka tidak salah kaprah seperti terlibat geng motor atau tindakan melanggar hukum lainnya," ujarnya.

Murid paguron pencak silat ini tak hanya anak-anak, tetapi ada juga orang dewasanya. Murid-murid dibedakan dalam tiga kelompok usia, yaitu kelompok usia 7-12 tahun, 13-19 tahun, dan usia 20-35 tahun.

Menurut Sarip, seni ibing pencak silat Paguron Putra Panca Jasad sering ditampilkan di beberapa even di Kab. Bandung. Bahkan beberapa kali meraih penghargaan, seperti pemenang kedua se-Kab. Bandung untuk ibing tunggal tahun 2007, pemenang kedua Rampak Sekar se-Kab. Bandung tahun 2009, dan pemenang harapan 1 ibing ganda se-Kab. Bandung tahun 2009.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar