Jumat, 18 Maret 2011

Bulu Tangkis

Bulutangkis Indonesia
di Ujung Tanduk

JAKARTA (Suara Karya): Tidak ada lagi yang bisa dibanggakan dari cabang paling bergengsi Indonesia ini. Tidak ada prestasi yang mampu dibuat dalam satu tahun terakhir, kecuali rangkaian kegagalan demi kegagalan.

    PB PBSI sebagai penanggung jawab seharusnya sadar dan segera melakukan pembenahan agar prestasi yang sudah diujung tanduk ini tidak makin hancur.

    Menurut mantan ratu bulutangkis Indonesia Susi Susanti, otoritas tertinggi bulutangkis Indonesia ini tidak sekadar melakukan evaluasi parsial. Yang dibutuhkan adalah pembenahan total, mulai dari sektor pembinaan sampai kepada jajaran pengurus, karena terbukti hasil kerja mereka tidak menggembirakan.

    Pernyataan peraih emas Olimpiade Barcelona tersebut diutarakannya menanggapi hasil buruk yang dialami pemain Indonesia saat ambil bagian di turnamen All England Super Series, yang berakhir pekan lalu. Pada turnamen berhadih total 350 ribu dolar AS tersebut, tim Merah Putih gagal total karena tak satu pun pemain yang dikirim lolos ke semifinal.

    Hanya pemain nonpelatnas, Hendra Setiawan, yang mampu menembus semifinal, meskipun berpasangan dengan pemain Rusia, Anastasia Russkikh, di nomor ganda campuran.

    "Saya juga bingung harus bilang apa lagi, karena dari dulu seperti ini. Kita selalu gagal. Untuk kali ini, saya benar-benar miris dengan hasil yang didapatkan, karena tak satu pun pemain pelatnas yang bisa mencapai semifinal. Padahal, biasanya minimal pemain kita bisa masuk semifinal atau final, walaupun akhirnya kalah," ujar Susi.

    "Saya pikir, pengurus harus segera melakukan pembenahan, dan bukan sekadar bicara akan melakukan evaluasi. Yang terpenting adalah tindakan nyata untuk memajukan prestasi, dengan memberikan penanganan yang tepat kepada setiap pemain."

    Menurut Susi, yang menjadi satu-satunya pemain putri Indonesia yang pernah menjuarai All England pada 1990, 1991, 1993, dan 1994, jika pembenahan terlambat dilakukan, maka tradisi emas Olimpiade bakal lenyap. Sebab, waktu untuk pembenahan itu hanya tinggal satu tahun saja.

    "Olimpiade sudah dekat. Jadi, saya kira sekarang kita harus melakukan sprint, bukan sekadar lari untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Jika tidak, maka tradisi emas Olimpiade dari cabang olahraga bulutangkis bisa terhenti," ujar Susi, yang terkenal ulet dan punya semangat pantang menyerah itu, ketika masih menjadi ratu bulutangkis Indonesia dan dunia pada era 1990-an.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar